ni karena kelelahanku hidup ditengah orang-orang yang disebabkan oleh ke-tidakmampu-annya berfikir jernih, selalu melahirkan pertengkaran yang berujung pada tawuran. Mereka menyebut dirinya mahasiswa, suka turun keJalan, Berpemahaman bahwa “kalau aksi itu ya harus anarkis, karena kalau tidak pemerintah tidak mau dengar apa yang kita sampaikan, yah… minimal bakar ban mobil lah…”, dan jika berkendaraan seringkali melanggar aturan lalu lintas hanya karena ingin disebut ”BERANI”. Teman-temanku, yang oleh masyarakat dan media mendapat gelar demonstran.. nge-Fans berat sama Ernesto Che Guevara, dan selalu mempertanyakan kinerja pemerintah, yang kita ketahui bersama, juga hobby nimbun harta (korupsi), ternyata setelah usai menggelar mimbar jalanan toh juga melakukan pelanggaran tuh..Beberapa hari yang lalu saya sempat terlibat dalam perdebatan kecil mengenai aturan penggunaan helm berlogo SNI (Standar Nasional Indonesia),
Aktivis: apa tong lagi sekarang itu polisi, nasuruhki’ lagi ganti helm Cuma gara-gara nda ada logo SNInya.. kecilnyaji lagi itu logonya….
Cundeke: klw nda salah tabung gas juga begitu… kayaknya mau mentong ada upaya pengakraban masyarakat sama SNI, supaya besok-besok bisami dipasangi SNI barang-barang yang lain juga,.. bayangkan saja kalau sampai ada juga logo SNI untuk sayuran, adami juga itu nanti undang-undangnya “semua orang harus beli tomat dengan logo SNI”. Hehehehe
Aktivis: yang jelas kalau saya nda mau mentongka saya, kalau nasuruhka ganti helmku, mintaka uangnya, kalau nakasihja pembeli helm, kugantiji….
Cundeke: nda saya, saya lebih suka bilang kalau itu semua sebetulnya Cuma persoalaan cape’mi pemerintah suruh orang-orang Indonesia untuk cinta dan beli produk dalam negeri sendiri, saking cape’nyami itu, sampai harus dibuatkanpi dulu undang-undang supaya orang-orang Indonesia mau beli produk dalam negeri meskipun dengan sedikit “dipaksa”…
Aktivis: ???$%@$%##@@@$$$$@@!$###&%+_^$#%%!!
saya juga mahasiswa, hidup ditengah-tengah mereka, tidak bisa saya pungkiri, awal menjadi mahasiswa memang bukan perjalanan hidup yang mudah dilalui, apalagi menjadi mahasiswa disalah satu Universitas yang bercokol di kota Makassar, kota yang sangat terkenal dengan kerusuhannya. Hidup dalam suhu senioritas yang terlampau tinggi, segalanya membutuhkan restu senior agar nyata.
Melalu semua ini saya akui, mahasiswa dalam kategori yang telah saya ceritakan tersebut tidaklah benar, aksi anarkis yang keseringan diterapkan dalam demonstrasi telah melunturkan kepercayaan masyarakat atas peran mahasiswa sebagai “agent of change”, namun, terlalu naïf bagi saya jika tidak ikut menyertakan pemerintah dan pelaku “trias politika” lainnya yang tidak bisa dipercaya.. pejabat-pejabat eksekutif, legislative, dan yudikatif yang selalu mencari kesempatan untuk mengeruk sebanyak-banyaknya harta negeri ini menjadi milik pribadi. Akhirnya melihat semua ini terus terjadi saya pun menjadi ragu dengan diri sendiri, apakah saya sendiri mampu lepas dari godaan KKN(korupsi, kolusi, dan nepotisme) jika nantinya saya yang duduk dan menggantikan “mereka” duduk diatas sana ?. selanjutnya saya hanya mampu mengatakan saya benci negeri ini… saya benci telah ditakdir menjadi bagian dari Negara yang sudah sangat sakit keras dan tidak jelas kapan sembuhnya…
1 komentar:
yeah, I agree with U....
Posting Komentar